Dibanding sepuluh tahun lalu kebiasaan saya dalam bercermin di hari ini sudah sangat berkurang. Ada banyak alasan, tapi salah satunya ialah karena cermin hanya memberi penegasan bahwa saya semakin tua. Ketika pertama kali tanda-tanda ketuaan ini saya dapati saya tegang sekali.
Waktu itu, saya bangga sekali pada bentuk gigi yang rapi. Suatu siang, saya baru merasakan betapa beberapa di antaranya kedapatan mulai bergoyang, saya seperti kehilangan pegangan. Dalam beberapa hari, saya butuh terdiam untuk menentramkan diri. Gigi itu tidak cuma mengoyang gusi saya, tetapi juga hati. Rasanya terlalu tiba-tiba saya dipaksa untuk menjadi tua.
Walau setelah saya teliti, tidak ada isyarat yang tiba-tiba. Proses penuaan itu sebetulnya sudah jauh-jauh hari berkabar pada saya bahkan dengan cara yang kali pertama. Sakit pinggang, adalah sakit yang selalu dikeluhkan oleh para orang tua tetapi saya sambut dengan keheranan pernah saya alami.
Karenanya, ketika saya mendapat sakit pinggang yang pertama, sesungguhnya itulah pekabaran bahwa saya sudah dewasa. Berbeda dengan , menjadi tua, menjadi bapak, menjadi kakek, untuk kali pertama adalah sebuah ketakjuban. Saya pura-pura mengeluh, tetapi sesungguhnya bangga.
Walau kebanggaan menjadi tua itu sesungguhnya hanya hiburan sementara. Karena perasaan itu setara dengan popularitas yang disambut gembira pada kecapan pertama lalu setelahnya, seorang popular harus sibuk mengenakan kacamata hitam ke mana-mana. Yang berlangsung kemudian adalah adalah sejenis rasa takut dan bimbang
Begitu pula dengan ketuaaan. Menjadi tua, akhirnya adalah mempersiapkan seluruh kehilangan masa muda. Begitu banyak makanan yang kita suka, penontonnya. Semua hak-hak bergembira telah diambil oleh anak-anak muda dengan orang tua cuma bisa meminggir dan kehilangan peramasa tua itu untuk benar-benar datang. Saya belum terlalu tua, tetapi ketuaan itu merambat dengan pasti dan tinggal menuggu waktu saja.
Saya percaya masa tua memang masa kehilangan banyak sekali. Tetapi saya tidak karena itu sedang meneliti, masa tua seperti apa yang sedang saya persiapkan, agar saya tak melulu banyak kehilangan tetapi juga banyak mendapatkan.
Saya percaya masa tua, masa muda, masa kecil, masa dewasa dalamnya. Maka kini, setiap saya menatap rambut rontok, muka berkerut, gigi goyang dan sakit pinggang yang makin sering menyerang, saya tak cuma diserang rasa kehilangan, tetapi juga rasa mendapatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar