Mempertahankan Leluhur

Mempertahankan Leluhur
Desa Simatupang MUARA-TAPUT

Jumat, 01 Oktober 2010

Negri 1001 Perjuangan

Sekali waktu, mungkin pernah terbersit dalam pikiran kita melihat sulit dan berlikunya keadaan, kita hendak  menyerah dan menarik langkah dari kancah juang kehidupan. Frustasi  dan merasa dunia mau kiamat. Puyeng karena mimpi tak kunjung berbuah kenyataan. Prestasi yang diidam-idamkan seakan hanya sebatas wacana yang tak pernah mungkin terwujud dalam realita.
Stop, jika pikiran ini mulai menggelayut di alam bawah sadar kita. Sebelum  memutuskan untuk “menarik langkah” dari pentas perjuangan ini tengok dulu kisah negri 1001 perjuangan.
Negri 1001 dengan perjuangan panjang para bunga bangsanya. Yang Lebih dari 300 tahun terkekang oleh kebiadaban para penjajah,  rentang waktu  penjajahan yang demikian panjang, ibarat kata dari kakek buyut hingga ke cicit-cicitnya menangi kejam dan bengisnya para penjajah. Mereka dimiskinkan di negri sendiri dan hidup penuh derita. Selama kurun itu pula kekayaan bangsa yang tak lagi terhitung jumlahnya dikeruk dan digondol maling bernama penjajah.
Mari  sejenak  merenung, bagaimana jika para pendahulu negri itu lantas putus asa dan menyerah dengan keadaann serba sulit itu. Gagal dan gagal hingga  akhirnya ” takut gagal”  dan tak mau lagi berusaha dan berjuang.
Tentunya perjuangan kemerdekaan itu spontan akan mandeg.  Kemerdekaan bagai mimpi disiang bolong. Kita pun tak akan pernah mengenal  sosok pahlawan besar bernama Jendral Sudirman yang meski harus ditandu  karena sakit yang bertambah-tambah tetap ” tak menyerah” memimpin pasukannya bergeriliya. Atau tak kan pernah  sekalipun kita mendengar sosok Cut Nyak Dien yang meski seorang perempuan “tak pernah gentar” berdiri dan terus berlaga dalam kancah perjuangan. Dan jutaan kisah heroik lain para bunga bangsa.
Begitu berat masa merebut kemerdekaan itu. Tak terhitung lagi jumlah nyawa yang mesti meregang untuk perjuangan ini. Lalu mengapa kita yang dizaman ini hanya ditugasi “mengisi” kemerdakaan lantas begitu mudah untuk menyerah pada keadaan. Menyerah untuk terus menempa dan membangun diri  untuk meraih kemerdekaan “diri” yang sebenarnya. Lupakah kita kisah besar negri 1001 perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar